Bush-et! Sepatu Nomor 10!









PASTI GEORGE Walker Bush atau Bush Junior tak akan pernah melupakan kejadian ini: dilempar sepatu.

Dalam kunjungan ke Irak sebelum meletakkan jabatan presiden Amerika Serikat pada Januari mendatang, Senin (15/12) lalu Bush mengadakan jumpa pers bersama Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki. Keduanya memberikan penjelasan seusai menandatangani pakta keamanan bersama yang mensyaratkan seluruh pasukan Amerika meninggalkan Irak pada 2011.

Saat itu, mendadak, seseorang yang belakangan diketahui bernama Muntazar al-Zaidi melemparkan sepatunya ke arah Bush. “Ini adalah kado perpisahan dari rakyat Irak, Anjing!” teriaknya sembari melempar.

Tapi Bush cekatan. Dia bisa mengelak.

Tak puas, koresponden stasiun televisi al-Bagdadiyah itu segera melempar sepatu satunya lagi. “Ini untuk para janda, yatim piatu, dan orang-orang yang terbunuh di Irak!” umpat al-Zaidi. Lagi-lagi lemparan itu luput.

Di masyarakat Arab, konon, memperlihatkan tapak sepatu adalah sebentuk penghinaan. Saat patung Saddam Hussein dirobohkan tentara koalisi dalam invasi ke Irak beberapa tahun lalu, rakyat Irak menendangi serta memukul-mukulkan sepatu ke patung raksasa itu.

Apa rakyat Irak menyetujui hal serupa terjadi pada Bush? Mungkin saja.

Yang pasti, di beberapa media Indonesia, sepatu melayang ke wajah Bush disoraki senang. Koran Tempo yang memeroleh predikat koran berbahasa Indonesia terbaik 2008 dari Pusat Bahasa, misalnya, menyebut pada edisi 16 Desember 2008 terbitannya: “Sayang, lemparanya (al-Zaidi) meleset. Bush mengelak dengan menundukkan kepalanya.” Itu tertulis di halaman B8 di bawah rubrik “Internasional”. Di sana juga ada lima foto pelemparan-penghinaan itu.

Yang mengejutkan saya, di halaman muka, di pojok “Portal” yang berisi kartun nyelekit, Koran Tempo menggambar Bush yang mengelak. Di belakangnya bertumpuk sepatu. Sementara, ada lima sepatu yang tengah melayang. Dan di bawah kartun terdapat caption “Bushet, luput”, yang menyiratkan kegirangan pemasangnya andai sebuah atau semua sepatu itu telak mengenai wajah Bush. Bush-et!

Sementara Kompas yang dipredikati koran kedua berbahasa Indonesia terbaik memang tanpa pretensi memberitakannya di rubrik “Internasional” di halaman 9 edisi 16 Desember 2009. Koran dengan oplah terbesar di Indonesia itu menulis, “Lemparan pertama meleset. Sepatu kedua pun menyusul dan meleset lagi. Bush dengan sigap mengelakkan badan dan menundukkan kepala.”

“Kamera” koran tersebut hari itu bersih memotretnya. Tak menyampuri dengan kata-kata "sayang” seperti yang dipakai Koran Tempo atau gambaran pengandaian bila lemparan mengenai sasaran.

Tapi edisi esoknya, di “Pojok” di bawah “Opini” halaman 6, Mang Usil justru mengemukakan komentar khasnya. Kalimat “Menarik, kata Presiden Bush tentang insiden lempar sepatu”, dikomentari dengan “Asyik lagi kalau kena sasaran!”

Anda percaya Mang Usil kali itu benar-benar usil?

Kalaupun tidak sedang usil, juga tak masalah. Terhadap keseriusan penghinaan itu, Bush pun hanya tersenyum. Malah dia sempat berseloroh setelahnya, “Kalau Anda mau fakta, yang ia lempar tadi sepatu nomor 10.”

Mungkin atas candaan itu, Koran Tempo melaporkan, “Seorang wartawan yang ikut dalam acara itu melempar Bush dengan sepasang sepatu nomor 10-nya.”

Benar nomor 10 atau tidak, saya tak tahu.[]

1 komentar:

Anonim mengatakan...

belajar banyak