Bibliografi Transmigrasi, Karet, dan Patrice Levang



MEMAHAMI JAMBI tentu saja tak lengkap bila tidak melihat penduduknya yang beragam. Bagaimana keragaman bisa terjadi? Salah satunya melalui perpindahan penduduk. Proses masuknya penduduk ke Jambi ada dua: transmigrasi spontan atau swakarsa dan transmigrasi umum yang dibiayai pemerintah, yang sering disebut transmigrasi saja. 

Sebagai salah satu daerah tujuan transmigrasi, Jambi kedatangan banyak penduduk terutama dari Jawa sejak 1968/1969 yang merupakan transmigrasi pertama. Sejak itu, banyak catatan atau terbitan yang berkenaan dengan transmigrasi di Jambi, terutama yang diterbitkan oleh Dirjen Transmigrasi. Hingga tahun 1978, setidaknya terdapat 24 kepustakaan tentang transmigrasi di Jambi. Berikut daftar kepustakaan itu sebagaimana dicatat dengan sangat baik oleh Paul E. Meyer dan Colin MacAndrews di dalam buku Transmigration in Indonesia: An Annotated Bibliography (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978):

======================================================== 
  • Abbas Tjakrawiralaksana, Ali M.A. Rachman, dan E. Kusumah, Pengembangan dan Perluasan Daerah Transmigrasi di Rantau Rasau, Propinsi Jambi, 1975-1980 (Bogor: IPB dan Dirjen Transmigrasi, 1975).

  • Departemen Transmigrasi dan Koperasi Indonesia, Laporan Team Survey Projek-projek Transmigrasi dan Koperasi Pelita I di Djambi, (Jakarta: 1972).

  • Departemen Transmigrasi dan Koperasi Indonesia, Perencanaan Pengembangan Wilayah Proyek Transmigrasi Rimbo Bujang dan Kecamatan Tebo Ulu (Jakarta: 1976/1977).

  • Departemen Transmigrasi dan Koperasi Indonesia, Pengembangan Usaha Tani Skala Mikro Unit I Proyek Transmigrasi Rimbo Bujang (Jakarta: 1976).

  • Departemen Transmigrasi dan Koperasi Indonesia, Analisa Supply-Demand Proyek Transmigrasi Rimbo Bujang Unit I Propinsi Jambi (Jakarta: 1976).

  • Departemen Transmigrasi dan Koperasi Indonesia, Perencanaan Pengembangan Permukiman di Proyek Transmigrasi Rimbo Bujang Kabupaten Bungo Tebo (Jakarta: 1976).

  • Departemen Transmigrasi dan Koperasi Indonesia, Perencanaan Pengembangan Administrasi Pemerintahan di Proyek Transmigrasi Rimbo Bujang (Jakarta: 1976).

  • Direktorat Jenderal Transmigrasi, Laporan Survey Explorasi Proyek Transmigrasi Rantau Rasau, Propinsi Jambi, (Jakarta: 1973).

  • Jawatan Transmigrasi Pusat, Lampiran Laporan dari: 1. Kep. Inspeksi Trans. Djawa Timur, 2. Seksi Penjelidik Djawa TRM, 3. Kep. Bag. Agraria Sum. Tengah. Hal: a) Daerah-daerah Kolonisasi yang Ditinggalkan oleh Penduduknya (Air Bangis dan Tabir) dan b) Vrijwillige Transmigrasi (Jakarta: 1952).

  • Institut Pertanian Bogor, Laporan Survey ke Daerah Pasang-Surut Rantau Rasau (Djambi), (Bogor: 1969).

  • Institut Pertanian Bogor, Pernyataan Proyek Penelitian dan Pembinaan Masyarakat di Daerah Transmigrasi Pasang-Surut, Propinsi Jambi (Bogor: 1974).

  • Institut Pertanian Bogor, Laporan Survei Pengembangan dan Perluasan Daerah Transmigrasi di Rantau Rasau, Jambi, Tahap Ke-1. Survei Kepemimpinan Keorganisasian dan Bidang Perhatian Masyarakat Transmigrasi Rantau Rasau (Bogor: 1976).

  • Institut Teknologi Bandung, Final Report Master Plan Irigasi dan Drainase dari Delta Batanghari-Barangberbak (Pro. Jambi) (Bandung: 1970).

  • Direktorat Jenderal Transmigrasi Kantor Wilayah Jambi, Laporan Survey Identifikasi Calon Lokasi Transmigrasi Rimbo Bujang (Jambi: 1976).

  • Direktorat Jenderal Transmigrasi Kantor Wilayah Jambi, Monografi Proyek Transmigrasi Propinsi Jambi. 1. Rantau Rasau. 2. Singkut. 3. Rimbo Bujang, (Jambi: 1976).

  • Direktorat Jenderal Transmigrasi Kantor Wilayah Jambi, Laporan Survey Identifikasi Calon Lokasi Transmigrasi Muara Jernih (Jambi: 1976).

  • Direktorat Jenderal Transmigrasi Kantor Wilayah Jambi, Laporan Survey Identifikasi Calon Lokasi Transmigrasi Rantau Limau Manis (Jambi: 1976).

  • Direktorat Transmigrasi Jambi, Laporan Survey Explorasi Calon Lokasi Proyek Transmigrasi Non-Pasang-Surut (Jambi: 1974).

  • Direktorat Transmigrasi Jambi, Laporan Survey Proyek Transmigrasi Non-Pasang-Surut Lokasi Singkut, Kec. Sarolangun, Kab. Sarko untuk Perluasan Penempatan 500 KK Transmigrasi Tahun 1975-1976 (Jambi: 1975?).

  • Nursito, Sihombing, dan Dalmanto Resosoedarmo, Laporan Survey Explorasi Calon Proyek Transmigrasi 1. Singkut, 2. Kubang Ujo, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Transmigrasi, 1973).

  • Soekasdi, Perkembangan Proyek Transmigrasi Rantau Rasau, (Jambi: Direktorat Transmigrasi, 1975).

  • Soetijoadi, Ignatius J.S., Keadaan Areal Singkut, Lokasi Calon Penempatan Transmigrasi th. 1974/75-1976/77, Propinsi Jambi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Transmigrasi, 1975).

  • Sunyoto dan M, Djaafar, Laporan Prasurvey Calon Proyek Transmigrasi Rimbo Bujang, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo Tebo, Jambi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Transmigrasi, 1973).

  • Syahur Haris, Analisa Ekonomis Proyek Persawahan Pasang Surut serta Transmigrasi di Rantau Rasau, Sungai Puding dan Sungai Pemusiran, Jambi (Fakultas Ekonomi UI dan Bappenas, 1974).
========================================================  

Daftar itu hanya memuat kepustakaan transmigrasi di Provinsi Jambi sampai 1978. Setelah tahun itu belum ada data. Membaca judul-judulnya, kepustakaan di atas jelas penting untuk mengetahui sejarah daerah-daerah seperti Rantau Rasau, Tanah Tumbuh, Singkut, Muara Jernih, Tabir, Rimbo Bujang, dll.

Di tangan orang-orang yang rajin seperti Patrice Levang, kepustakaan di atas akan sangat berguna. Patrice Levang adalah penulis buku Ayo ke Tanah Sabrang: Transmigrasi di Indonesia (Jakarta: KPG, 2003), yang aslinya berbahasa Perancis. Sayangnya, di buku itu Levang tidak mengulas transmigrasi di Jambi, tapi dia banyak bicara Metro (Lampung) dan Belitang (Sumatera Selatan) serta Kalimantan dan Sulawesi.



Berbicara tentang Patrice Levang, pada 2011, dia menjadi penyunting tamu untuk jurnal Forests, Trees and Livelihoods, Vol. 20, Issue 1 (2011) terbitan Taylor and Francis Group yang merupakan nomor khusus (special issue) tentang perkebunan karet di Bungo, Jambi. Di dalam nomor itu, semua artikel membahas tentang karet di Bungo. Rasanya belum ada daerah di Indonesia yang mendapat kehormatan dibahas khusus dalam satu nomor tersendiri kecuali Bungo, Jambi. Sayangnya, sekali lagi sayangnya, jurnal tersebut sampai saat ini belum ada di Jambi sehingga orang Jambi tidak bisa membacanya. 

Adakah yang bisa membantu?

0 komentar: